Damai Itu Lima Puluh Ribu Rupiah



Wow, siapa sangka, website sekelas polri.go.id kembali dihajar hacker ? Padahal, belum lama, tepatnya pada bulan agustus lalu sudah diretas, kok sekarang sudah jebol lagi, ini sih namanya 'Sudah jebol, lanjut melacur'

Sebenarnya yang membuat cengang bukan dari banyaknya peretasan terjadi atas website polri.go.id, tetapi pesan menarik yang ditampilkan si hacker. Tepatnya hari ini, tampilan website itu berubah total, dengan background hitam dan penuh coretan hina.

Slogan 'Damai itu Indah' kini tak berlaku lagi, dan sepertinya, tak ada nominal dua puluh ribu rupiah untuk keberlangsungan slogan tersebut. Terdapat pesan yang begitu nyata dan ada, yang sangat begitu dirasakan masyarakat kelas roda dua.

Sudah bukan rahasia umum lagi kelakuan beberapa penegak hukum yang tak adil dalam menegakkan hukum di kepadatan lalu lintas. Image kepolisian yang terlanjur jelek dimata masyarakat karena ulah beberapa oknum yang bermunculan, yang kebanyakan dari Satuan POLANTAS. Umumnya pelanggar yang terjaring razia akan bernegoisasi dengan memberikan uang damai, dan jika tidak 'Surat Tilang' akan diterima si pelanggar.

Dua objek yang begitu kental tertulis pada artikel singkat ini, pihak Polantas dan juga para pengendara yang mengaku menjadi korban pemerasan ( pelanggar). Ini bukan salah Kepolisian, dan ini merupakan praktik kolusi yang berjalan selama hukum itu berlaku di jalanan.

Jika mengakui kesalahan merupakan hal mudah, mungkin saja para pengendara akan lebih memilih ditilang. Dan jika melakukan praktik kolusi merupakan hal yang memalukan, mungkin saja para oknum penegak hukum jalanan akan malu dan lebih memilih menilang si pelanggar.

Nyatanya, mengaku salah sangat sulit dilakukan, dan juga praktik kolusi bukanlah tindakan memalukan. Hehe... Walaupun kejadian ini terselubung, tak tertangkap kamera, namun cerita 'Uang Damai' yang diceritakannya membuat sadar, betapa kejamnya hukum diperdagangkan.

Terima Kasih 86, berkat karya jurnalistik-mu, Kami Tetap Cinta Polisi ! 
#SavePolri 
Share on Google Plus

Gwara.Co

Karna status perubahan harus dikritisi dan dicermati. Sosialita Negri Harus Taat Hukum